SELAMAT DATANG

SEMOGA INFORMASI DALAM BLOG SAYA DAPAT BERMANFAAT

Selasa, 22 Februari 2011

7 penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (by Mursalin PSIK UNSRI 2007)

7 penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
1.Difteri
Penyakit Difteri adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium Diphteriae. Difteri adalah radang tenggorokan yang dapat menyebabkan kerusakan jantung dan tenggorokan tersumbat.
menular melalui percikan-pecikan ludah penderika waktu batuk dan bersin. Dapat juga melalui sapu tangan, handuk dan alat-alat makan yang telah dicemari oleh kuman-kuman penyakit tersebut.
Etiologi:  Corynebacteriumdiphtheriae ,bkteri gram positif yang polimorf, tidak bergerak, dan tidak membentuk spora.
Tanda gejala:
·         Demam tinggi
·         pembengkakan pada amandel ( tonsil )
·         terlihat selaput putih kotor yang makin lama makin membesar dan dapat menutup jalan napas.
·         Racun difteri dapat merusak otot jantung yang dapat berakibat gagal jantung.
Prognosis: tergantung ada tidaknya komplikasi terutama paru dan saraf pada bayi dan anak-anak.
Pencegahan denagn pemberian vaksin DPT yang bersamaan mencegan penyakit difteri dan tetanus.

2.      Pertusis
Pertusis (atau batuk rejan) merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi tenggorok dengan bakteri Bordetella pertussis..penyakit radang pernafasan (paru) yang disebut juga batuk rejan atau batuk 100 hari. Diebuat batuk 100 hari karena lama sakitnya dapat mencapai 3 bulan lebih (100 hari). gejala penyakit ini sangat khas, batuk yang bertahap, panjang dan lama disertai bunyi “whoop” dan diakhiri dengan muntah.
pertusis menular melalui percikan-pecikan ludah penderika waktu batuk dan bersin. Dapat juga melalui sapu tangan, handuk dan alat-alat makan yang telah dicemari oleh kuman-kuman penyakit tersebut.
Tanda Gejala:
·         serangan batuk, diikuti dengan tarikan napas besar (atau “whoop”). penderita
·         adakalanya muntah setelah batuk.
·          
·         hidung beringus
·         rasa lelah
·         kadang  demam parah.
Etiologi:
Bordetella pertusis adalah bakteri gram negatif, tidak bergerak, dan ditemukan dengan melakukan swab pada daerah nasoparing dan ditanamkan pada media agar Boerdet-gengou.

Manifes klinis:
Masa tunas selama 7-14 hari. Penyakit ini berlangsung selama 6minggu  atau lebih dan terbagi menjadi 3 stadium;
*      stadium kataralis: selama 1-2minggu. Menyerupai influenza. Ditandai dengan batuk ringan, terutama pada malam hari, pilek, serak, anoreksia, dan demam ringan.
*      Stadium spasmodik: selama 2-4 minggu. Batuk semakin berat sehingga pasien gelisah dengan muka mearh dan sianotik. Batuk terajdi paroksimal berupa baruk-batuk khas. Serangan batuk panjang dan tidak ada inspirasi diantaranya dan diakhiri dengan whoop (tarikan napas panjang dan berbunyi melengking). Sering diakhiri muntah disertai sputum kental. Anak dapat terberak-berak dan terkencing-kencing. Akibat tekanan saat batuk dapat terjadi perdarahan subkonjungtiva dan epistaksis. Tampak berkeringat, pembuluh darah leher dan muka lebar.
*      Stadium konvalensi: selama 2minggu. Jumlah dan beratnya serangan batuk berkurang, muntah berkurang, dan nafsu makan timbul kembali.
Pencegahan dengan pemberian vaksin DPT.

3.      Tetanus
Merupakan salah satu infeksi yan berbahaya karena mempengaruhi sistim urat syaraf dan otot. Infeksi tetanus disebabkan oleh bakteri yang disebut dengan Clostridium tetani yang memproduksi toksin yang disebut dengan tetanospasmin. Tetanospasmin menempel pada urat syaraf di sekitar area luka dan dibawa ke sistem syaraf otak serta saraf tulang belakang, sehingga terjadi gangguan pada aktivitas normal urat syaraf. Terutama pada syaraf yang mengirim pesan ke otot.. tetanus penularannya melalui tali pusat karena pertolongan persalinan yang tidak bersih/steril, atau melalui luka.

Etiologi: clostridium tetani yang hidup anaerob, berbentuk spora, tersebar ditanah, mengeluarkan eksotoksin.

Manifesklinis:
Lokal: nyeri, kaku dan spasme dari daerah yang terluka
Umum: trismus, kekakuan otot maseter, kekakuan otot wajah, kaku kuduk, opistotonus, perut papan, kejang tonik umu, kejang rangsang (terhadap visual, suara, taktil), kejang spontan, retensio urin.

Gejala tetanus umumnya diawali dengan kejang otot rahang (dikenal juga dengan trismus atau kejang mulut) bersamaan dengan timbulnya pembengkakan, rasa sakit dan kaku di otot leher, bahu atau punggung. Kejang-kejang secara cepat merambat ke otot perut, lengan atas dan paha.
Reaksi pasca imunisasi DPT:
        Demam, nyeri pada tempat suntikan 1-2 hari, diberikan anafilatik + antipiretik
        Bila ada reaksi berlebihan pasca imunisasi demam > 40°C, kejang, syok imunisasi selanjutnya diganti dengan DT atau DpaT.

4.      Tbc
Adalah penyakit infeksi kuman Mycobacterium tuberculosis sistemis sehingga dapat mengenai hampir semua organ tubuh. Dengan lokasi terbanyak diparu yang bisa merupakan lokasi infeksi primer.

Tanda gejala:
·         BB turun tanpa sebab yang jelas
·         Anoreksia dan gagal tumbuh, BB tidak naik secara adekuat
·         Demam lama dan berulang tanpa sebab yang jelas.
·         Pembesaran kelenjar limfe superfisialis yang tidak sakit dan multipel.
·         Batuk >30 hari
·         Diare persiiten yang tidak sembuh

Penatalaksanaan:
Regimen dasar pengobatan Tb adalah INH dan RIF selama 6bulan denagn PZA pada 2bulan pertama. Pada tb berat dan ekstrapulmonal biasanya pengobatan dimulai dengan kombinasi 4-5 obat selama 2bulan.
Vaksin BCG tidak dapat mencegah seseorang terhindar dari infeksi M. tuberculosa 100%, tapi dapat mencegah penyebaran penyakit lebih lanjut, Berasal dari bakteri hidup yang dilemahkan ( Pasteur Paris 1173 P2), Ditemukan oleh Calmette dan Guerin
Diberikan sebelum usia 2 bulan Disuntikkan intra kutan di daerah insertio m. deltoid dengan dosis 0,05 ml, sebelah kanan
Vaksin BCG berbentuk bubuk kering harus dilarutkan dengan 4 cc NaCl 0,9%. Setelah dilarutkan harus segera dipakai dalam waktu 3 jam, sisanya dibuang. Penyimpanan pada suhu < 5°C terhindar dari sinar matahari (indoor day-light)

Reaksi sesudah imunisasi BCG:
1.      Reaksi normal /lokal
                    2 minggu :indurasi, eritema, kemudian menjadi pustula
                    3-4 minggu: pustula pecah menjadi ulkus (tidak perlu pengobatan)
                    8-12 minggu: ulkus menjadi scar diameter 3-7 mm.
2.      Reaksi regional pada kelenjar
                    Merupakan respon seluler pertahanan tubuh
                    Kadang terjadi di kelj axila dan servikal (normal BCG)
                    Timbul 2-6 bulan sesudah imunisasi
                    Kelenjar berkonsistensi padat, tidak nyeri, demam (-)
                    Akan mengecil 1-3 bulan kemudian tanpa pengobatan.
Kontraindikasi:
                    Respon imunologik terganggu : infeksi HIV, defisiensi imun kongenital, leukemia, keganasan
                    Respon imunologik tertekan: kortikosteroid, obat kanker, radiasi
                    Hamil


5.      Polio
Vaksin dari virus polio (tipe 1,2 dan 3) yang dilemahkan, dibuat dlm biakan sel-vero : asam amino, antibiotik, calf serum dalam magnesium klorida dan fenol merah. Vaksin berbentuk cairan dengan kemasan 1 cc atau 2 cc dalam flacon, pipet.  Pemberian secara oral sebanyak 2 tetes (0,1 ml). Vaksin polio diberikan 4 kali, interval 4 minggu.  Imunisasi ulangan, 1 tahun berikutnya, SD kelas I, VI. Anak diare ® gangguan penyerapan vaksin. Ada 2 jenis vaksin:  IPV / salk dan  OPV /sabin / IgA lokal.
 Penyimpanan pada suhu 2-8°C. Virus vaksin bertendensi mutasi di kultur jaringan maupun tubuh penerima vaksin  Beberap virus diekskresi mengalami mutasi balik menjadi virus polio ganas yang neurovirulen.  Paralisis terjadi 1 per 4,4 juta penerima vaksin dan 1 per 15,5 juta kontak dengan penerima vaksin. Kontra indikasi : defisiensi imunologik atau kontak dengannya


6.      Campak
Adalah penyakit infeksi virus akut, menular yang ditandai dengan 3stadium. Penularan terjadi secara droplet dan kontak langsung dengan pasien.
Etiologi: virus morbili terdapat dalam sekret nasofaring dan darah selama stadium kataral sampai 24jam setelah timbul bercak dikulit.

Manifestasi klinis:
Masa tunas 10-20 hari dan kemudian timbul gejala yang dibagi menjadi 3stadium;
*      S. kataral(prodormal): berlangsung 4-5 hari.gejala mneyerupai influenza, yaitu demam, malaise, batuk,fotofobia, konjungtivitis, dan koriza. Gejala khas: timbulnya bercak koplik berwarna putih kelabu, sebesar jarum, dikelilingi oleh eritema,berlokasi di mukosa bukalis berhadapan denagn molar bawah.
*      S. erupsi: gejala pada stadium kataral bertambah dan timbul enantem dipalatum dulum dan palatum mole. Kemudian terajdi ruem eritematosa yang berbentuk makula-papula disertai meningkatnya suhu badan. Ruam mula-mula timbu dibelakang telinga, dibagian atas lateral tengkuk,sepanjang rambut dan bagian belakang bawah. Dapat terjadi perdarahan ringan rasa gatal dan muka bengakak. Ruam mencapai anggota bawah pada hari ke3. Variasi lain adalah black mesles, yaitu morbili yang disertai perdarahan pada kulit, lutut, hidung dan traktus digestuvus.
*      S. konvalesensi: gejala pada stadium kataral mulai menghilang, erupsi kulit berkurang, dan meninggalkan bekas dikulit berupa hiperpigmentasi dan kulit bersisik yang bersifat patognomonik.

Penatalaksanaan:
Pasien diisolasi untuk mencegah penularan. Perawatan yang baik diperluakn terutama kebersihan kulit, mulut dan mata. Pengobatan yang diberikan simptomatik, yaitu antipiretik, sedatif, obat antitusif, dan memperbaiki keadaan umum dengan memperhatikan asupan cairan kalori serta pengobatan terhadap komplikasi. Pencegahan dengan imunisasi.
Vaksin ini menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit campak. Dianjurkan diberikan 1 dosis pada umur 9 bulan atau labih. Vaksin disuntikkan ssubkutan sebanyak 0,5ml. kontraindikasinya infeksi akut diserati demam > 38°C, defiensi imunologi,npengobatan dengan imunosupresif, alergi protein telur, hipersensitivitas terhadap kanamisin dan eritromisin dan wanita hamil.
 
7.      Hepatitis B
Adalah penyakit infeksi virus hepatotropiky yang bersifat sistemik dan akut.
Etiologi: paling sedikit ada 6jenis virus penyebab hepatitis yaitu, virus hepatitis  A, B, C, D, E, G tapi pada anak umumnya menimbulakn masalah terutama A,B dan C.

Manifes klinis: umumnya asimptomatik pada bayi. Pada anak dan remaja dapat terjadi gejala prodormal infeksi viral sistemik seperti anoreksia, neusea, vomiting, fatigue, malaise, batuk dll. Dapat timbul mendahului ikterus selama 1-2minggu. Jika hepar sudah membesar, pasien dapat mengeluh begh pada perut kakan atas.. demam 38-39°C sering pada hepatitis A.kadang mencapai 40°C. urin berwarna gelap sepert the, feses berwarna tanah. Denagn timbul gejala kuning/ikterus maka biasanya gejala prodormal menghilang. Hepatomegali dapat disertai nyeri tekan. Splenomegali dapat ditemukan pada 10-20% pasien.

Penatalaksanaan: berdasarkan tipe virusnya.

Pencegahan umum:
·         Perbaikan  higyen makanan
·         Perbaikan higyen sanitasi lingkungan dan pribadi
·         Isolasi anak

Vaksin berisi HBsAg murni.  Diberikan sedini mungkin setelah lahir. Suntikan secara Intra Muskular di daerah deltoid, dosis 0,5 ml. Penyimpanan vaksin pada suhu 2-8°C. Bayi lahir dari ibu HBsAg (+) diberikan imunoglobulin hepatitis B 12 jam setelah lahir + imunisasi Hepatitis B. Dosis kedua 1 bulan berikutnya. Dosis ketiga 5 bulan berikutnya (usia 6 bulan). Imunisasi ulangan 5 tahun kemudian. Kadar pencegahan anti HBsAg > 10mg/ml. Produksi vaksin Hepatitis B di Indonesia, mulai program imunisasi pada tahun 1997.
Efek samping: Demam ringan, Perasaan tidak enak pada pencernaan, Rekasi nyeri pada tempat suntikan.
Tidak ada kontraindikasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar